Kamis, 08 Maret 2012

Sanga-sanga Akan Dipromosikan Jadi Kota Wisata

Sanga-Sanga merupakan sebuah kecamatan yang terletak di wilayah pesisir Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Kecamatan Sanga-Sanga memiliki luas wilayah mencapai 233,4 km2 yang dibagi dalam 5 kelurahan. Sementara jumlah penduduk kecamatan ini mencapai 11.855 jiwa (2005). Sanga-Sanga juga terkenal dengan sebuah peristiwa heroik yang terjadi pada tanggal 27 Januari 1947 ketika para pejuang kemerdekaan yang tergabung dalam Badan Pembela Republik Indonesia (BPRI) bahu membahu bersama rakyat mempertahankan Sanga-Sanga dari gempuran Belanda, meski akhirnya korban banyak berjatuhan dari pihak pejuang dan rakyat Sanga-Sanga. Kecamatan ini merupakan salah satu wilayah penghasil minyak bumi yang sangat penting di Kalimantan Timur sejak sumur minyak Louise untuk pertama kalinya mulai berproduksi pada tahun 1897, disamping sumur minyak Mathilde yang ada di Balikpapan. Perjuangan melawan penjajah pertama di Sanga-Sanga dikenal dengan Perlawanan Samseng pada tahun 1926 oleh etnis Tionghoa yang marah kepada pihak Belanda karena tidak memberikan bahan bakar minyak untuk diperdagangkan kepada pedagang asal China itu. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sri Wahyuni mengakui bahwa banyak juga tempat-tempat berpotensi menjadi kunjungan wisata yang memang belum tersentuh. “Untuk itu kita harus punya prioritas dalam mengembangkan tempat wisata tersebut, salah satu yang saya prioritaskan adalah wisata juang Sangasanga,” ujarnya. Menurut Sri karena di Sangasanga itu tiap tahun sudah jelas ada event yang digelar untuk memperingati peristiwa pengusiran penjajah yang menduduki Sangasanga karena kandungan minyak yang melimpah saat itu, peristiwa itu dikenal dengan peristiwa Merah Putih Sangasanga 27 Januari 1947. Dikatakannya ada beberapa situs wisata juang Sangasanga sudah ada, diantaranya museum perjuangan, monumen pertahanan, tugu bakaran/pembantaian serta tugu-tugu lainnya. “Situs-situs tersebut perlu dikemas lebih baik lagi,” ujarnya baru-baru ini. Selain wisata juang Sangasanga, Sri juga akan memperhatikan situs bersejarah yang ada di Muara Kaman yaitu parasasti Yupa. Yupa adalah peninggalan kerajaan Kutai yang merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia dengan rajanya yang paling terkenal adalah Mulawarman. Sri mengatakan situs Yupa itu juga perlu dihidupkan karena sejauh ini masyarakat Hindu asal Bali banyak yang mengunjungi situs tersebut. Tercatat mulai dari istri Gubernur dan pejabat teras di provinsi Bali sampai dengan Kapolda pulau Dewata itu sudah sampai ke situs Yupa Muara Kaman itu. “Pokoknya tempat pariwisata yang ada di Kukar ini akan kami hidupkan, yaitu dengan mengajak stakeholders terkait untuk sama-sama membantu mengembangkan pariwisata Kukar,” demikian ujarnya. Sumber : www.wisatakaltim.com