Selasa, 26 Februari 2013

Cinta Sejati Romantis

merupakan cerpen yang populer untuk saat ini di kalangan remaja. Hampir banyak cerpen yang digemari oleh para kawula muda adalah bertema tentang cinta, jadi tidak heran jika ada banyak cerpen di luar sana yang membahas tentang cinta.

Membicarakan masalah cinta, cinta memang sesuatu hal yang luar biasa. Dari membaca cerpen cinta, kita akan selalu belajar tentang cinta. Mengenal arti cinta, pengorbanan cinta, dan luar biasanya cinta itu jika kita mampu menangkap isi dari cerita pendek cinta tersebut.

Apalagi dengan yang namanya cinta sejati, pasti semua orang menginginkannya bukan? Cinta sejati yang datang dari hati dan bertahan hingga akhir hayat, pasti diinginkan semua orang.

Untuk itu saya akan share cerpen cinta sejati yang romantis nan indah yang dapat Anda baca dengan mudah dan gratis. Semoga bermanfaat bagi Anda ya :)

Cinta Sejati

Cerpen Cinta Sejati Romantis

Chacha sedang memandangi langit yang penuh dengan bintang-bintang yang berkelip indah dilangit pada waktu malam itu. Ia sedang memikirkan mantan kekasihnya yang baru saja putus.
“tega banget sih dia sama aku, aku sangat mencintainya tapi kenapa dia meninggalkan aku untuk orang lain” curahan isi hatinya yang ia ceritakan pada teman cowoknya
“sudahlah mendingan kamu lupain dia dan kamu cari cowok lain” rizky (temannya)
“tapi kan riz, nyari cowok itu gak semudah yang kamu fikirkan” chacha
“memang apa sulitnya sih mencari penggantinya” rizky
“aku harus mencari seseorang yang benar-benar mencintai aku” chacha
“aku mencintai kamu” rizky
“gak usah bercanda deh” chacha
“aku serius, aku sayang sama kamu dan aku bisa jagain kamu seumur hidupku, kamu mau kan jadi kekasih aku” tatapan rizky tajam
“kalo memang kamu benar-benar sayang sama aku, oke lah aku mau” jawab chacha

Pada malam itu lah mereka menjalani cerita cinta mereka yang sangat indah.
Dan mereka berjanji, akan saling menjaga dan mencintai sampai ajal menjemput
Hari demi hari ia lalui dengan kekuatan cinta mereka .
Disaat chacha sedang kehujanan pada waktu pulang sekolah, rizky menemaninya dan memeluk tubuh chacha, di peluknya begitu erat
Disaat chacha terjatuh dan terluka, rizky melindungi dan mengobati lukanya
Dan terus berkata ‘AKU SAYANG KAMU, AKU AKAN SELALU DISISI MU
Pada suatu hari chacha menemui surat mungil yang tergeletak dimeja sekolahnya
Dibuka kertas itu dan dibaca olehnya
“sayang,, jika suatu saat nanti aku tidak bisa menemani hari-harimu karna aku tidak ada di sampingmu, jangan lah kamu bersedih dan janganlah menjatuhkan 1 butir air mata mu

Ingat lah.. aku akan selalu dihatimu, kapan pun dan dimana pun.
Dan aku akan selalu menepati janji ku kepadamu, bahwa aku akan selalu menjaga mu walaupun aku tidak terlihat dimatamu tapi aku akan selalu bersinar dihatimu seperti bintang yang sangat terang
Mulai sekarang janganlah kamu mencari ku karna semua itu percuma,,
Aku sayang kamu selamanya, love you chacha
Dari: rizky”


Chacha sangat terkejut membaca surat itu, dan maurin teman dekatnya mendatangi chacha
“cha, ada apa” maurin
“aku gak ngerti apa yang dimaksud rizky, dia kasih surat ini ke aku” chacha
“memang kamu gak tau, apa yang terjadi sama rizky” maurin
“apa?? Apa yang terjadi” chacha
“rizky baru saja mengalami kecelakaan dan dia kritis dirumah sakit” maurin

Chacha sangat terkejut dan ia segera pergi kerumah sakit bersama maurin
Chacha yang melihat rizky terbaring lemah, dan memakai alat bantu pernafasan
Chacha pun menerobos ruangan dan terus bertriak sambil menangis tetapi suster dan dokter berusaha memisahkan chacha dan rizky. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan UGD
Dan dokter berkata bahwa pasien telah meninggal dunia
Chacha tak berhenti-hentinya menangisi kepergian rizky, ia kecewa dengan dirinya karna dia tidak bisa menjaga rizky dengan baik
Chacha pulang dengan lesu dan tak bersemangat hidup.

Keesokan harinya, maurin mendatangi kontrakan chacha yang kebetulan chacha tinggal sendiri
Tak disangka oleh maurin, chacha terbaring dikamar mandi dengan banyaknya darah yang keluar dari tangan chacha dan ditemukannya sebuah kertas yang berisi
“mungkin apa yang ku lakukan ini salah, dan sangat berdosa

Tapi aku tidak tahan dengan kehidupan ku yang sekarang, di tinggal oleh seseorang yang aku cintai
Mungkin kita akan bertemu diakherat nanti dan akan bahagia disana.
Dan aku juga menepati janji kita berdua ‘menjaga dan mencintai dalam dunia dan akherat’
Aku sayang kamu rizky.. sampai akhir ku menutup mata”

Cerpen Cinta Sejati Romantis
Ririn hanya bisa duduk termenung di teras rumah sambil menatap bintang-bintang yg berkelap kelip di angkasa, dalam pikiranya diapun sadar, ternyata penderitaan adalah sebuah keindahan yg slalu luput untuk kita syukuri. Taukah kenapa???? Karena, jika kita tidak menderita,maka kita tidak akan pernah mengetahui dan merasakan apa itu kebahagiaan. Seperti halnya cinta, kita justru akan merasakan nikmatnya cinta ketika kita merasakan betapa menderitanya kita karna cinta, pengorbanan dan sebagainya, yang bisa membuat kta patah hati. Oh!!!!... Itulah cinta tak selamanya berbuah kebahagiaan, kadang cinta bisa berubah kepedihan. Hanya cinta sejatilah yang bisa mengubah kepahitan menjadi kemanisan, kepedihan menjadi kebahagiaan dan lain sebagainya.. Itulah cinta sejati. Tetapi tak mudah untuk kita menemukan cinta sejati kita.

Semua insan pasti akan merasakan apa itu cinta, cinta dapat tumbuh di mana saja., kapan saja dan dengan siapa saja. Tanpa memandang statusnya apa, itulah cinta. Berbicara tentang cinta, sampai kapan pun tidak bakalan selesai. Cinta tidak hanya 1 kisah tapi…… beberapa kisah yang tertuang.

Seperti kisah cinta Ririn , dia baru sadar kalau ternyata dia sedang mengalami perasaan cinta itu, dia jatuh cinta pada Karlo kakak kelasnya. Tapiiiii…… si Karlo belum tahu kalau Ririn menyukainya.
Setiap hari Ririn selalu bersama Karlo, di sekolah, di rumah dan dimanapun selalu bareng sama Karlo. Mungkin karna itulah tumbuh benih-benih cinta di hati Ririn. Jantungnya berdetak begitu kencang tiap kali menatap mata Karlo, dalam tatapan mata itu ada kehangatan dan keindahan yang terpancarkan.

Tapi…., perasaan CINTA Ririn mulai padam ketika dia tahu ternyata Karlo, sudah menjadi kekasih kakakny, Kak SILVI. Mengetahui hal itu Ririnpun sakit, dia kecewa dan sedih, dia juga cemburu melihat kemesraan kakaknya.

Tak lama kemudian mobil avansa hitam masuk dari gerbang depan. Ririn memandang dari kejauhan, mobil itu berjalan mendekat ke arah Ririn dan berhenti tepat di dekatnya.

Dari mobil avansa itu, turunlah seorang cowok yang tak lain adalah Karlo. Ririn terperagah kaget melihatnya. Karlo berjalan mendekati ririn.” Hai Rin..!!!!! sedang apa kamu..?????” tanya Karlo sambil melontarkan senyumanya ke arah Ririn.
“ owwwwhhh! Gak lagi ngapa-ngapain, eh!!! Silahkan masuk!...” tawar Ririn.
“ gak usah, disini saja gak papa!!,,,”
“ sudahlah masuk!!!!... gak papa kok!”
“ makasih , tapi sepertinnya lebih enjoy di sini deh!... dari pada di dalammm…. Kalau di dalam khan sepi sedangkan disini, disini kan ada kamu, jadi gak sepi deh…. Hahahahaha” kata karlo lagi-lagi tersenyum.

Ririn hanya bisa menghela nafas panjang-panjang dia tidak bisa berbicara apa-apa lagi.”ya sudahlah terserah kamu saja!!!!!..”
“ okey! Itu juga lebih baik!”
“ ngomong-ngomong , kamu ke sini mau apa?????... kalau kamu nyari kak silvi, kak silvi lagi pergi ke rumah nenek di bandung sama papa ,sama mama, katanya sih mau nginep, mungkin besok pagi juga sudah pulang!!!!..”
“owh!!!... kalau itu sih aku sudah di kasih tahu sama si silvi!!!!”
“ terus kamu ke sini mau apa.an????? tanya Ririn bingung tak mengerti…??”
“ aku kesini maen laaaahhhh…. Masak ngeronda…… hahahahaha,…!!!” kata Karlo sambil ketawa.
“ hahahaha…. Gak lucu tau gak sihhh…!” kata Ririn mengejek.
“ gak lucu tapi kok ketawa??????...” kata karlo.
“ ya biarin suka-suka dong! Itu kan hak aku.”
“ yeeeeee… nggak boleh dong!” kata karlo.
“ boleh!” kata Ririn.
“ gak boleh,……” kata karlo.
“ boleh ya boleh…!” kata Ririn.
“ gak boleh, pokoknya gak boleh…!!!.” Kata karlo lagi.
“ kamu thu di bilangin boleh yaa boleh!! … ngeyel aja!!1.” kata Ririn tersenyum bangga.
“ yeeeee… kamu tu yang ngeyel, di bilangin gak boleh ya nggak boleh!...” kata karlo.

Ririn pun berdiri dan berlari ke halaman. “huuu……. Kejar aku kalau bisa!!!!!” ririn pun berlari, menghindari Karlo.
Karlo pun tidak tinggal diam, dia juga berlari mengejar Ririn.” Aku kejar kamu sampai dapat,……. AWAS! Kamu Rin!” kata karlo.
“ sini….huuuu gak bakalan bisa!.”

Ririn pun terus berlari, karlo juga terus mengejar Ririn. Tanpa sepengetahuan Ririn di depan Ririn ada kulit pisang. Ririn pun kepleset……” wuuuaaaaaa!!!!.. tolong!” kata Ririn kaget.
Karlo cepat-cepat menangkap tubuh Ririn ke dekapanya. Tanpa disadari, karlo dan ririn pun akhirnya saling bertatapan. Tak tahu kenapa jantung Ririn berdetak lebih kencang dari biasanya, dan pipi Ririn pun memerah, untung saat itu malam, jadi karlo nggak tau, coba aja kalau siang. Wah! Bakalan tambah malu si Riri.

Tak lama kemudian, mereka berdua sadar. Karlo melepas Ririn dari pelukanya.” Rin, maaf!!..” kata karlo sesaat.
“ nggak papa kok, makasih ya, kamu sudah nolongin aku.!” Kata Ririn menunduk menahan malu.
“ iya!!..” karlo melihat jam tangan di tangan kirinya, sudah menunjukan pukul 22.30 WIB, akhirnya Karlopun berpamitan pulang. “ rin, aku pulang dulu ya,” kata karlo berpamitan, “ sudah malem nich!,,, besok kalau nggak sibuk aku pasti ke rumah kamu lagi…. Good NIGHT!!”

Karlo pergi meninggalkan Ririn, yang masih trpaku, Karlo membawa mobil avansanya dari gerbang. “ deg!...deg…! deg..!” dirasa jantung Ririn masih berdetak kencang. Ririn bingung kenapa setiap ia berada di dekat Karlo, jantungnya sllalu saja begitu.

Keesokan harinya, sepulang sekolah, Karlo kembali main ke rumahnya Ririn, seperti biasalah Karlo ingin bertemu dengan Kak Silvi.

Kali ini karlo mengajak kak Silvi jalan-jalan. Ya wajar lah… mereka berdua kan pacaran, jadi jalan-jalan buat nenangin pikiran boleh juga khan…!
“ Rin, kak Silvi pergi dulu ya…! Kamu baik-baik di rumah…. Okey!” kata kak Silvi sambil tersenyum.
“ okey!.. kak…… hati-hati ya kak,,,,,,”

Awalnya Ririn bingung gak biasanya karlo ngajakin kak silvi jalan-jalan, itulah yang muncul di fikiran Ririn rasa penasaranya. Jam dinding sudah menunjukan pukul 21.00 WIB. Ririn gelisah kenapa kakaknya pergi belum juga pulang-pulang. Ada apakah sebenarnya..???
“ kriiiing…! Kriiinnggg..! kriiinggg…!!!” Suara telfon rumahnya berbunyi, Ririn segera mengangkat telfon itu.
“ haloo,,,! Slamat malam!....” tanya Ririn panik.
“ benarkah ini nomor telfon rumahnya sodari Silvi????” tanya penelfon itu.
“ Silvi??? Owh itu kakak saya, kok anda bisa tahu????” tanya RIRIN.
“ Saya menemukan nomor ini dari dompet sodari silvi, ini adalah pihak rumah sakit, bagi keluarga sebaiknya segera ke rumah sakit, sodari silvi sedang di rawat karna sedang kecelakaan.”

Aku pun kaget, kecelakaan???? Kak silvi kecelakaan?????,…astagfirullah hal azim……… air mata ku bercucuran keluar dari sudut-sudut mataku.
“ halooo….!” Kata penelfon itu lagi.
“ iya, haloo..” kata Ririn sambil menangis.
“ di mohon keluarga secepatnya ke sini……!”
“ oh!... iya kami akan segera ke sana!!...”

Setelah telfon terputus, buru-buru, Ririn menelfon mama-papa ku, memberitahu mereka kalau kak silvi sedang di rawt di rumah sakit karna kecelakaan. Lalu aku beranjak pergi ke rumah sakit, melihat keadaan kak ilvi, rupanya, luka kak silvi dan karlo cukup parah. Mereka berdua kritis, baru setelah mama datang, kak silvi dan karlo meninggal. Tak henti-hentinya aku menangis, menangisi kepergian 2 orang yang aku cintai, yaitu karlo dan kak silvi. Itulah cinta= cerita indah namun tiada arti…. Kehilangan, dan juga penyesalan.
SELESAI….

Cerpen Cinta Sejati Romantis

merupakan cerpen yang populer untuk saat ini di kalangan remaja. Hampir banyak cerpen yang digemari oleh para kawula muda adalah bertema tentang cinta, jadi tidak heran jika ada banyak cerpen di luar sana yang membahas tentang cinta.

Membicarakan masalah cinta, cinta memang sesuatu hal yang luar biasa. Dari membaca cerpen cinta, kita akan selalu belajar tentang cinta. Mengenal arti cinta, pengorbanan cinta, dan luar biasanya cinta itu jika kita mampu menangkap isi dari cerita pendek cinta tersebut.

Apalagi dengan yang namanya cinta sejati, pasti semua orang menginginkannya bukan? Cinta sejati yang datang dari hati dan bertahan hingga akhir hayat, pasti diinginkan semua orang.

Untuk itu saya akan share cerpen cinta sejati yang romantis nan indah yang dapat Anda baca dengan mudah dan gratis. Semoga bermanfaat bagi Anda ya :)

Cinta Sejati

Cerpen Cinta Sejati Romantis

Chacha sedang memandangi langit yang penuh dengan bintang-bintang yang berkelip indah dilangit pada waktu malam itu. Ia sedang memikirkan mantan kekasihnya yang baru saja putus.
“tega banget sih dia sama aku, aku sangat mencintainya tapi kenapa dia meninggalkan aku untuk orang lain” curahan isi hatinya yang ia ceritakan pada teman cowoknya
“sudahlah mendingan kamu lupain dia dan kamu cari cowok lain” rizky (temannya)
“tapi kan riz, nyari cowok itu gak semudah yang kamu fikirkan” chacha
“memang apa sulitnya sih mencari penggantinya” rizky
“aku harus mencari seseorang yang benar-benar mencintai aku” chacha
“aku mencintai kamu” rizky
“gak usah bercanda deh” chacha
“aku serius, aku sayang sama kamu dan aku bisa jagain kamu seumur hidupku, kamu mau kan jadi kekasih aku” tatapan rizky tajam
“kalo memang kamu benar-benar sayang sama aku, oke lah aku mau” jawab chacha

Pada malam itu lah mereka menjalani cerita cinta mereka yang sangat indah.
Dan mereka berjanji, akan saling menjaga dan mencintai sampai ajal menjemput
Hari demi hari ia lalui dengan kekuatan cinta mereka .
Disaat chacha sedang kehujanan pada waktu pulang sekolah, rizky menemaninya dan memeluk tubuh chacha, di peluknya begitu erat
Disaat chacha terjatuh dan terluka, rizky melindungi dan mengobati lukanya
Dan terus berkata ‘AKU SAYANG KAMU, AKU AKAN SELALU DISISI MU
Pada suatu hari chacha menemui surat mungil yang tergeletak dimeja sekolahnya
Dibuka kertas itu dan dibaca olehnya
“sayang,, jika suatu saat nanti aku tidak bisa menemani hari-harimu karna aku tidak ada di sampingmu, jangan lah kamu bersedih dan janganlah menjatuhkan 1 butir air mata mu

Ingat lah.. aku akan selalu dihatimu, kapan pun dan dimana pun.
Dan aku akan selalu menepati janji ku kepadamu, bahwa aku akan selalu menjaga mu walaupun aku tidak terlihat dimatamu tapi aku akan selalu bersinar dihatimu seperti bintang yang sangat terang
Mulai sekarang janganlah kamu mencari ku karna semua itu percuma,,
Aku sayang kamu selamanya, love you chacha
Dari: rizky”


Chacha sangat terkejut membaca surat itu, dan maurin teman dekatnya mendatangi chacha
“cha, ada apa” maurin
“aku gak ngerti apa yang dimaksud rizky, dia kasih surat ini ke aku” chacha
“memang kamu gak tau, apa yang terjadi sama rizky” maurin
“apa?? Apa yang terjadi” chacha
“rizky baru saja mengalami kecelakaan dan dia kritis dirumah sakit” maurin

Chacha sangat terkejut dan ia segera pergi kerumah sakit bersama maurin
Chacha yang melihat rizky terbaring lemah, dan memakai alat bantu pernafasan
Chacha pun menerobos ruangan dan terus bertriak sambil menangis tetapi suster dan dokter berusaha memisahkan chacha dan rizky. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan UGD
Dan dokter berkata bahwa pasien telah meninggal dunia
Chacha tak berhenti-hentinya menangisi kepergian rizky, ia kecewa dengan dirinya karna dia tidak bisa menjaga rizky dengan baik
Chacha pulang dengan lesu dan tak bersemangat hidup.

Keesokan harinya, maurin mendatangi kontrakan chacha yang kebetulan chacha tinggal sendiri
Tak disangka oleh maurin, chacha terbaring dikamar mandi dengan banyaknya darah yang keluar dari tangan chacha dan ditemukannya sebuah kertas yang berisi
“mungkin apa yang ku lakukan ini salah, dan sangat berdosa

Tapi aku tidak tahan dengan kehidupan ku yang sekarang, di tinggal oleh seseorang yang aku cintai
Mungkin kita akan bertemu diakherat nanti dan akan bahagia disana.
Dan aku juga menepati janji kita berdua ‘menjaga dan mencintai dalam dunia dan akherat’
Aku sayang kamu rizky.. sampai akhir ku menutup mata”

Cerpen Cinta Sejati Romantis
Ririn hanya bisa duduk termenung di teras rumah sambil menatap bintang-bintang yg berkelap kelip di angkasa, dalam pikiranya diapun sadar, ternyata penderitaan adalah sebuah keindahan yg slalu luput untuk kita syukuri. Taukah kenapa???? Karena, jika kita tidak menderita,maka kita tidak akan pernah mengetahui dan merasakan apa itu kebahagiaan. Seperti halnya cinta, kita justru akan merasakan nikmatnya cinta ketika kita merasakan betapa menderitanya kita karna cinta, pengorbanan dan sebagainya, yang bisa membuat kta patah hati. Oh!!!!... Itulah cinta tak selamanya berbuah kebahagiaan, kadang cinta bisa berubah kepedihan. Hanya cinta sejatilah yang bisa mengubah kepahitan menjadi kemanisan, kepedihan menjadi kebahagiaan dan lain sebagainya.. Itulah cinta sejati. Tetapi tak mudah untuk kita menemukan cinta sejati kita.

Semua insan pasti akan merasakan apa itu cinta, cinta dapat tumbuh di mana saja., kapan saja dan dengan siapa saja. Tanpa memandang statusnya apa, itulah cinta. Berbicara tentang cinta, sampai kapan pun tidak bakalan selesai. Cinta tidak hanya 1 kisah tapi…… beberapa kisah yang tertuang.

Seperti kisah cinta Ririn , dia baru sadar kalau ternyata dia sedang mengalami perasaan cinta itu, dia jatuh cinta pada Karlo kakak kelasnya. Tapiiiii…… si Karlo belum tahu kalau Ririn menyukainya.
Setiap hari Ririn selalu bersama Karlo, di sekolah, di rumah dan dimanapun selalu bareng sama Karlo. Mungkin karna itulah tumbuh benih-benih cinta di hati Ririn. Jantungnya berdetak begitu kencang tiap kali menatap mata Karlo, dalam tatapan mata itu ada kehangatan dan keindahan yang terpancarkan.

Tapi…., perasaan CINTA Ririn mulai padam ketika dia tahu ternyata Karlo, sudah menjadi kekasih kakakny, Kak SILVI. Mengetahui hal itu Ririnpun sakit, dia kecewa dan sedih, dia juga cemburu melihat kemesraan kakaknya.

Tak lama kemudian mobil avansa hitam masuk dari gerbang depan. Ririn memandang dari kejauhan, mobil itu berjalan mendekat ke arah Ririn dan berhenti tepat di dekatnya.

Dari mobil avansa itu, turunlah seorang cowok yang tak lain adalah Karlo. Ririn terperagah kaget melihatnya. Karlo berjalan mendekati ririn.” Hai Rin..!!!!! sedang apa kamu..?????” tanya Karlo sambil melontarkan senyumanya ke arah Ririn.
“ owwwwhhh! Gak lagi ngapa-ngapain, eh!!! Silahkan masuk!...” tawar Ririn.
“ gak usah, disini saja gak papa!!,,,”
“ sudahlah masuk!!!!... gak papa kok!”
“ makasih , tapi sepertinnya lebih enjoy di sini deh!... dari pada di dalammm…. Kalau di dalam khan sepi sedangkan disini, disini kan ada kamu, jadi gak sepi deh…. Hahahahaha” kata karlo lagi-lagi tersenyum.

Ririn hanya bisa menghela nafas panjang-panjang dia tidak bisa berbicara apa-apa lagi.”ya sudahlah terserah kamu saja!!!!!..”
“ okey! Itu juga lebih baik!”
“ ngomong-ngomong , kamu ke sini mau apa?????... kalau kamu nyari kak silvi, kak silvi lagi pergi ke rumah nenek di bandung sama papa ,sama mama, katanya sih mau nginep, mungkin besok pagi juga sudah pulang!!!!..”
“owh!!!... kalau itu sih aku sudah di kasih tahu sama si silvi!!!!”
“ terus kamu ke sini mau apa.an????? tanya Ririn bingung tak mengerti…??”
“ aku kesini maen laaaahhhh…. Masak ngeronda…… hahahahaha,…!!!” kata Karlo sambil ketawa.
“ hahahaha…. Gak lucu tau gak sihhh…!” kata Ririn mengejek.
“ gak lucu tapi kok ketawa??????...” kata karlo.
“ ya biarin suka-suka dong! Itu kan hak aku.”
“ yeeeeee… nggak boleh dong!” kata karlo.
“ boleh!” kata Ririn.
“ gak boleh,……” kata karlo.
“ boleh ya boleh…!” kata Ririn.
“ gak boleh, pokoknya gak boleh…!!!.” Kata karlo lagi.
“ kamu thu di bilangin boleh yaa boleh!! … ngeyel aja!!1.” kata Ririn tersenyum bangga.
“ yeeeee… kamu tu yang ngeyel, di bilangin gak boleh ya nggak boleh!...” kata karlo.

Ririn pun berdiri dan berlari ke halaman. “huuu……. Kejar aku kalau bisa!!!!!” ririn pun berlari, menghindari Karlo.
Karlo pun tidak tinggal diam, dia juga berlari mengejar Ririn.” Aku kejar kamu sampai dapat,……. AWAS! Kamu Rin!” kata karlo.
“ sini….huuuu gak bakalan bisa!.”

Ririn pun terus berlari, karlo juga terus mengejar Ririn. Tanpa sepengetahuan Ririn di depan Ririn ada kulit pisang. Ririn pun kepleset……” wuuuaaaaaa!!!!.. tolong!” kata Ririn kaget.
Karlo cepat-cepat menangkap tubuh Ririn ke dekapanya. Tanpa disadari, karlo dan ririn pun akhirnya saling bertatapan. Tak tahu kenapa jantung Ririn berdetak lebih kencang dari biasanya, dan pipi Ririn pun memerah, untung saat itu malam, jadi karlo nggak tau, coba aja kalau siang. Wah! Bakalan tambah malu si Riri.

Tak lama kemudian, mereka berdua sadar. Karlo melepas Ririn dari pelukanya.” Rin, maaf!!..” kata karlo sesaat.
“ nggak papa kok, makasih ya, kamu sudah nolongin aku.!” Kata Ririn menunduk menahan malu.
“ iya!!..” karlo melihat jam tangan di tangan kirinya, sudah menunjukan pukul 22.30 WIB, akhirnya Karlopun berpamitan pulang. “ rin, aku pulang dulu ya,” kata karlo berpamitan, “ sudah malem nich!,,, besok kalau nggak sibuk aku pasti ke rumah kamu lagi…. Good NIGHT!!”

Karlo pergi meninggalkan Ririn, yang masih trpaku, Karlo membawa mobil avansanya dari gerbang. “ deg!...deg…! deg..!” dirasa jantung Ririn masih berdetak kencang. Ririn bingung kenapa setiap ia berada di dekat Karlo, jantungnya sllalu saja begitu.

Keesokan harinya, sepulang sekolah, Karlo kembali main ke rumahnya Ririn, seperti biasalah Karlo ingin bertemu dengan Kak Silvi.

Kali ini karlo mengajak kak Silvi jalan-jalan. Ya wajar lah… mereka berdua kan pacaran, jadi jalan-jalan buat nenangin pikiran boleh juga khan…!
“ Rin, kak Silvi pergi dulu ya…! Kamu baik-baik di rumah…. Okey!” kata kak Silvi sambil tersenyum.
“ okey!.. kak…… hati-hati ya kak,,,,,,”

Awalnya Ririn bingung gak biasanya karlo ngajakin kak silvi jalan-jalan, itulah yang muncul di fikiran Ririn rasa penasaranya. Jam dinding sudah menunjukan pukul 21.00 WIB. Ririn gelisah kenapa kakaknya pergi belum juga pulang-pulang. Ada apakah sebenarnya..???
“ kriiiing…! Kriiinnggg..! kriiinggg…!!!” Suara telfon rumahnya berbunyi, Ririn segera mengangkat telfon itu.
“ haloo,,,! Slamat malam!....” tanya Ririn panik.
“ benarkah ini nomor telfon rumahnya sodari Silvi????” tanya penelfon itu.
“ Silvi??? Owh itu kakak saya, kok anda bisa tahu????” tanya RIRIN.
“ Saya menemukan nomor ini dari dompet sodari silvi, ini adalah pihak rumah sakit, bagi keluarga sebaiknya segera ke rumah sakit, sodari silvi sedang di rawat karna sedang kecelakaan.”

Aku pun kaget, kecelakaan???? Kak silvi kecelakaan?????,…astagfirullah hal azim……… air mata ku bercucuran keluar dari sudut-sudut mataku.
“ halooo….!” Kata penelfon itu lagi.
“ iya, haloo..” kata Ririn sambil menangis.
“ di mohon keluarga secepatnya ke sini……!”
“ oh!... iya kami akan segera ke sana!!...”

Setelah telfon terputus, buru-buru, Ririn menelfon mama-papa ku, memberitahu mereka kalau kak silvi sedang di rawt di rumah sakit karna kecelakaan. Lalu aku beranjak pergi ke rumah sakit, melihat keadaan kak ilvi, rupanya, luka kak silvi dan karlo cukup parah. Mereka berdua kritis, baru setelah mama datang, kak silvi dan karlo meninggal. Tak henti-hentinya aku menangis, menangisi kepergian 2 orang yang aku cintai, yaitu karlo dan kak silvi. Itulah cinta= cerita indah namun tiada arti…. Kehilangan, dan juga penyesalan.
SELESAI….

Senin, 25 Februari 2013

TRUE LOVE


Karya rizky maulana

Cinta sejati. Apakah kalian percaya akan itu? Akan "Cinta Sejati" yang konon katanya dimiliki oleh semua orang? Cinta yang katanya sangat indah dan menyenangkan? Mitos cinta sejati yang terus menerus melolong dihatiku.
***

Kupandangi bingkai biru di tepi tempat tidurku. Aku tersenyum menatap benda yang ada didalam bingkai itu.

Bukan sebuah foto ataupun lukisan. Hanya sebuah kertas lusuh. Kertas catatan PKN yang aku robek dari buku miliknya 2 tahun lalu saat perpisahan SMP. Dia sama sekali tidak tahu aku merobek buku catatanya. Bahkan, mungkin dia tidak mengenalku. Aku hanya satu dari ratusan penggemarnya di sekolah.

Dia bukan artis. Dia adalah siswa tampan dan cerdas di sekolahku. Dia kaya dan pintar dalam bidang olahraga. Sifatnya yang cuek justru menjadi daya tarik bagi para kaum hawa, termasuk aku. Tapi, bisa dibilang, aku tidak terlalu menunjukkan diri bahwa aku menyukainya. Terbukti. Aku tidak pernah menyapa ataupun menegurnya. Aku menyukainya lewat diam.

Bahkan, robekan catatan PKN itu aku ambil diam- diam untuk kenang- kenanganku karena aku tahu dia akan melanjutkan study ke L.A.

Aku kembali tersenyum manis saat melihat robekan catatan itu. Orang bilang, apapun itu, jika memang jodoh, maka dia akan kembali lagi dan lagi. Dan aku percaya dia akan kembali kulihat.

Aku mengeluarkan kertas itu dari bingkainya. Kupeluk- peluk dan kubelai. Ku ajak tertawa dan tersenyum.

Gila. Konyol memang. Setelah puas dengan kegiatanku itu, aku meletakkan kertas itu di atas meja belajarku. Dan...
Syuuuut...
Angin bertiup menerbangkan kertas kenangan itu keluar jendela dan jatuh dipekarangan. Dengan sigap aku keluar rumah dan mengejar kertas itu. Itu adalah satu- satunya milikku yang mampu membuatku mengingatnya.

Saat aku hampir mendapatkanya, angin kembali meniupnya menjauhiku. Argh! Angin ini! Batinku kesal.

Aku kembali mengejar kertas itu. Dan saat aku hampir mendapatkannya kembali...
"Argh!! Sial banget sih?! Malah keinjek lagi!" seruku kesal saat tahu kertas itu di injak seseorang. Orang itu mengambil kertas yang ada di injakannya itu. Aku masih menatap jalanan berdebu dengan kesal.
"Jadi, daritadi kamu ngejar kertas ini ya?" ucap orang itu. Suara bariton yang ku kenal. Ku tengadahkan kepalaku menatap wajah dari si pemilik suara.

DEG!!!
Di... Diakan? Diakan pemilik kertas itu sebenarnya? Vigo. Cowok tampan, keren dan pintar itu... Bagaimana bisa?
"Ma... af. Aku ngerobek kertas itu...."
"gapapa kok Dina. Beneran deh gapapa. Karena, aku juga udah foto kamu diam- diam waktu itu." akunya padaku. Dia... Tau namaku?
"foto?! Diem- diem?"
"Lebih baik, kita nostalgianya ditaman aja deh." ucapnya sambil menarik tanganku ke taman.
***

Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Fotoku ada dalam dompet Vigo?
"Aku dulu suka banget sama kamu Dina. Karena, kamu itu satu- satunya cewek yang gak pernah negur aku. Kamu cuek dan aku suka itu." ucapnya sambil tersenyum.
"Dulu, aku berharap bisa kenal dan pacaran sama kamu. Tapi, dekat kamu aja aku udah gemetaran, apalagi ngobrol sama kamu..." ucap Vigo lagi. Lalu dia menatap robekan kertas itu.
"Aku tau kok, kamu ngerobek kertas ini. Cuma aku pura- pura gatau aja. Aku seneng banget waktu kamu robek kertas ini. Karena itu artinya, kamu juga suka sama aku. Iyakan?" ucapnya yang membuatku tersipu malu.
"Ikh... Kok diem aja?" ujarnya sambil mencubit pipiku pelan.
"aku bingung mau ngomong apa..."
"Kamu percaya mitos True Love gak?"
"True Love? Emang ada?" tanyaku.
"mulanya, aku juga gak percaya. Tapi malem ini aku percaya. True Love aku udah aku temuin lagi. Aku suka kamu." ucapnya sambil natap bintang.
"udah jam 12 belom?" tanyanya.
"udah. Udah jam 12 tepat."
"Happy Birthday Dina :). Will you be My True Love?"

Apakah dia menyatakan perasaannya. Tanpa sadar, aku mengucapkan
"yes. I will."
***

Percaya atau tidak, itulah faktanya. True love akan datang. Sejauh dan sesulit apapun, Cinta Sejati akan mencari jalan lagi dan lagi untuk kita temukan. :)

PROFIL PENULIS
Nama: Dina Pertiwi
Tempat lahir: Sumut
Tanggal lahir: 19juni 1995
Add fb: matondangrizky@yahoo.com
Follow twitter: 

@maulanacoolrzky



JALAN CINTAKU....!!!!

Karya rizky maulana
Gelak tawa dan kebersamaan ini telah terjadi sejak dulu, sejak kita masih kanak-kanak. Kita adalah sahabat, kita tlah seperti saudara, begitu dekat, dan mengerti satu sama lain. Sebut saja dia dengan nama Rama. Tak ada sedikitpun angan yang terlintas difikiran ku tuk merasakan cintanya, semua tlah berubah saat kita beranjak dewasa, disaat kita tlah mengenal apa itu arti sebuah kebersamaan yang didampingi dengan cinta. Saat dia mengatakan ingin mendampingi aku bukan sebagai sahabat ataupun saudara, sungguh tak pernah ku sangka, bimbang ku rasakan. Tapi, ku tak mau membuatnya terluka atau kecewa, ku putuskan untuk menerima permintaannya itu. Sejak saat itu, ada kebimbangan dalam hatiku, apakah ini semua keputusan yang benar, di satu sisi aku tak mau mengecewakan Rama, tapi di satu sisi dia baru saja mengakhiri hubungannya dengan salah seorang sahabatku sendiri, Reina. Hubungan ku ini, awalnya tak ada yang mengetahui, hanya aku dan Rama. Tapi, seiring berjalannya waktu, semuanya tahu, beegitupun Reina, awalnya aku takut jikalau dia marah dan membenciku. Tapi ternyata dia tak mengapa, dia tak marah ataupun benci kepadaku. Hubungan ku dengan Rama, awalnya baik-baik saja, tapi semenjak kita tak lagi satu sekolah, saat kita memilih sekolah yang berbeda, hubungan ku semakin jauh, dan aku merasa kita tlah jauh. Saat itu ku akui, hatiku tlah berpaling, dan setelah ku mengetahui hatinya juga tlah berpaling kepada yang lain, ku putuskan mengakhiri hubungan ini.
‘’ mungkin ini memang jalan terbaik buat kita berdua, kita memang tak bisa satu, sudah tak ada lagi kecocokan dalam hubungan kita, jadi lebih baik kita berhenti cukup sampai disini”


Sebait pesanku ini diterimanya, dan dia menyetujui keputusan ku ini. Sejak saat itu, aku menjalin hubungan dengan orang lain. Saat ini kumerasa sangat bahagia, orang tua ku memberi restu terhadap hubungan ku dengan orang ini, sebut saja Adrian. Aku serasa tak mau melepas dia, ku selalu berharap hubungan ini tak berakhir sia-sia. Tapi takdir berkata lain, Adrian meninggalkan aku dengan sebuah luka, hatinya berpaling. Tak kusangka begitu pahit ini semua bagiku, tak kusangka dirinya tega khianati ku. Ku terpuruk dalam kepedihan, tak sanggup rasanya ku tuk bangkit dari semua kenyataan pahit ini.
‘’ jika memang kita harus berpisah, aku tlah menemukan seseorang yang lebih mencintaimu dari pada aku “
Pesannya ini, sampai sekarang tak ku mengerti, tak tau siapa yang dia maksud. Selau ku coba melupakan dan menepis bayang-bayangnya dalam hidupku, tapi sungguh begitu sulit ku rasa. Sakit ini semakin terasa, disaat dia tak mau menyapaku, bahkan menyebut nama ku saja sudah tak pernah ia lakukan.

Beberapa bulan berselang, Rama kembali mendekatiku bukan sebagai sahabat.
‘’ aku menyadari bahwa selama ini aku hanya menyayangi dirimu, meski ku tlah lewati hari dengan hati yang lain, tapi tak pernah ku rasakan sayang seperti dirimu’’

Ucapannya tak cukup mampu buatku luluh, dan aku katakan tak ingin menjalin hubungan yang seperti dulu.
‘’kita lebih baik jadi seorang sahabat, kita tak mungkin bisa menjalaini hubungan seperti dulu, aku sayang kamu sebagai sahabat ku “

Tak pernah ku fikirkan akibat perkataanku itu, menyakitinya atau mengecewakannya, aku tak tahu. Yang aku tahu, aku melakukan semua ini demi persahabatan ku dengan dia. Tak pernah dia menyerah tuk meluluhkan hatiku, selalu ia memanjakan dan memberi perhatian penuh terhadapku. Selalu ia berusaha tuk meyakinkanku, bahwa ia kan selau buatku bahagia.
‘’ aku sangat menyayangimu, beriku kesempatan satu kali lagi, tuk menghapus kesalahan ku dimasa lalu, aku berjanji tak kan khianatimu, tak kan ku buatmu sakit, percayalah padaku bahwa kasih dan sayangku buat kamu itu tulus’’

Kata-katanya itu, kian lama buat ku luluh terhadapnya. Hingga pada akhirnya ku putuskan kembali tuk mencoba menjalin hubungan spesial dengan Rama.
‘’ ku coba mempercayaimu lagi, ku beri kau kesempatan dan ku percaya semua kata-katamu, aku mohon jangan sakiti dan khianati diriku ini’’
Tanggal 17 januari 2012, kita menjalin hubungan kembali. Hari-hariku dipenuhi dengan perhatian dan kasih sayangmu, pujian-pujian mu terhadapku jadi menu keseharianku. Tapi, masih ada kebimbangan dalam hatiku, aku masih bertanya-tanya, sebenarnya apakah aku sayang sama dia?? Tiap dia bilang sayang kepadaku, ku selalu bilang ‘’ aku juga sayang kamu ‘’, aku tak tahu salahkah ucapanku itu, yang aku tahu, aku akan membuatnya bahagia jika aku mengatakan bahwa aku juga menyayanginya.

Sikapnya memang tak seperti dulu lagi, sudah lebih dewasa, tapi masih saja ada sikap yang membuatku jengkel. Ingin selalu ku tegur tapi aku tak mau pertengkaran terjadi diantara kita, aku Cuma ingin menjalin hubungan yang lebih lama dengannya. Walaupun ku coba hindari pertengkaran, masih saja ada yang membuatku marah dan ngambek kepadanya, dia selalu mencoba menenangkanku dan membuatku tersenyum lagi. Kian lama ku jalani hari bersamanya,kian ku rasakan kebahagian, rasa sayang itu tumbuh dengan seiring berjalannya waktu dan kebersamaan kita selama ini.

Ditengah kebahagiaan kita, ada masalah yang terjadi, hubunganku ini tanpa diiringi restu kedua orang tuaku. Sakit saat ku dengar ucapan mereka, bahwa hubungan ku ini harus segera berakhir. Ku coba bicara hal ini pada Rama, tapi aku nggak berani. Aku takut menyakitinya, aku takut membuat dia terluka, aku nggak tega ngomong sama dia. Sekarang ku di hampiri kebimbangan, apa yang harus aku lakukan, menuruti kata orang tua, apakah memperhatakan hubungan ini. Sungguh, jadi kayak sinetron, hubungan nggak direstui gara-gara masalah yang sepele dan nggak jelas. Sumprit deh pusing mikirin masalah ini, mau dibawa kemana hubungan ini.

Suatu hari, aku bertemu dengan dia di rumah temenku, sebut saja namanya Putra, karena kebetulan banget pacarnya Putra adalah temen dekatku sendiri, panggil aja Isna. Jadi, ceritanya double date gitu deh. Seru juga double date kayak gini, saat itu aku sama Rama duduk berdua, dia nyuruh aku menutup kedua mataku, aku sempat nggak mau, tapi dia maksa. Ya, okelah aku turutin. Dan tak lama kemudian aku rasakan ada sesuatu di leherku, ku buka mataku dan ternyata dia telah memasangkan kalung di leherku. Dia tersenyum padaku dan bilang ‘’ aku sayang kamu’’. Ku balas senyum manisnya dan ku balas pula ucapannya itu ‘’ aku juga sayang kamu ‘’.

Tak lama kemudian aku berdiri, aku mengatakan sesuatu kepadanya,
‘’ bagaimana nanti seandainya kita tak lagi bersama ya?”

Dia terkejut dengan pertanyaanku itu, serentak ia berdiri dan kembali bertaya kepadaku.
‘’ apa maksud kamu, apa yang kamu katakan?’’

Aku diam sejenak dan menunduk sambil ku pegangi kalung dari dia.
‘’ seandainya hubungan kita nanti berakhir bagaimana?’’
‘’ berakhir? Kenapa kamu berfikir seperi itu?’’
‘’ kamu tahukan, orang tuaku bagaimana, mereka tak merestui kita !’’

Rama terdiam, ia duduk kembali dan menunduk. Sungguh, sedih bangit hati ini ngeliat dia kayak gitu. Dia kemudian mengajukan pertanyaan kepadaku.
‘’ apa kamu akan mengakhiri hubungan kita ini?’’
‘’ aku nggak tahu?” jawabku dengan lemas
‘’ aku ikhlas, jika memang kamu akan memutuskan hubungan ini, tapi sungguh ku tak kan sanggup kehilangan kamu ‘’

Rama menatapku, dengan mata yang berkaca-kaca. Oh, tuhan sungguh semakin tak tega aku, rasanya tubuh ini makin lemas bahkan mau pingsan.
‘’aku, aku nggak tahu, aku nggak tahu harus bagaimana’’
‘’ aku sangat menyayangimu, aku nggak bisa kehilangan kamu’’
‘’ aku juga sayang kamu ‘’

Dia berdiri dan memeluk erat tubuhku, ini untuk pertama kalinya aku dipeluk sama pacar. Dan tak ku sangka air mata ini menetes begitu deras.
‘’ aku sungguh nggak mau kehilangan kamu , aku menyayangimu’’

Berulang-ulang kali Rama mengucapkan kata-kata itu.
‘’ aku juga sayang kamu, aku nggak mau putus dari kamu’’

Setelah ku ucapkan kalimat itu, air mata ini semakin tak mau berhenti.
‘’ aku nggak mau putus, nggak mau’’
‘’ jangan nangis ya, aku nggak mau liat kamu nangis kayak gini’’
‘’ tapi, aku nggak mau putus, aku sayang kamu’’
‘’ kita nggak akan putus, nggak akan pernah. Percaya lah padaku, pasti suatu hari nanti, kita akan mendapatkan restu’’
‘’ apa kamu yakin?’’
‘’ aku yakin, sudah ya nggak usah nangis lagi, aku nggak tega ngliat kamu nangis kayak gini’’

Rama mengusap air mataku dengan begitu lembut, kedua tangannya memegang pipiku.
‘’ aku menyayangimu, yakinlah bahwa hubungan kita akan baik-baik saja’’

Dipeluknya kembali tubuhku yang lemah ini, ku ucapkan berulang-ulang kali.
‘’aku sayang kamu, aku nggak mau putus ‘’
Semakin kurasa nyaman dalam pelukannya, terasa sejenak beban ini hilang. Rasanya aku tak ingin lepas dari pelukan hangatnya. Tapi waktu juga yang akhirnya melepaskan. Aku sempat berfikir hari ini semuanya akan berakhir begitu saja, tapi ternyata salah , cerita ini masih terus berjalan dan belum berakhir.
Sejak saat itu, cerita ini semakin indah, banyak moment-moment yang berkesan. Dia selalu menemani tawaku, dia mengusap air mataku ketika ku menangis, dia selalu di sampingku saat ku bersedih. Rasanya sayang ini semakin kuat.
Suatu hari saat meeting class, Isna tidur dirumahku, dan kami membuat rencana untuk berangkat kesekolah esok hari, aku akan berangkat dengan Rama, dan dia akan berangkat dengan Putra dan kami berencana berangkat agak siang dari pada biasanya.
Keesokan harinya, rasanya begitu semangat untuk memulai hari ini, setelah selesai sarapan aku dan Isna berangkat, kami janjian bertemu Rama dan Putra di jembatan. Saat sampai di jembatan baru Rama yang disana, Putra belum nongol ternyata. Rama mengajakku berangkat lebih dulu karena ia takut telat, tapi Isna nggak mau ditinggal sendirian. Setelah beberapa saat akhirnya Putra nongol juga, kamipun berangakat tapi kami tak melewati jalan yang sama. Kami memang berbeda-beda sekaolah, Cuma aku dan Isna yang satu sekolah, aku dan Isna nantinya akan bertemu di depan gerbang sekolah.

Sepanjang jalan, aku dan Rama bersenda gurau, jikalau bisa tiap hari kayak gini, anganku melayang tinggi. Dia berkata padaku
‘’ aku ingin tiap hari bisa berangkat ke sekolah dengan kamu, menjemputmu di rumah dan disekolah, pengen banget “
‘’aku juga pengen kayak gitu, kayak anak-anak yang lain, bisa berangkat dan pulang bareng,tapi apalah daya itu mustahil terjadi’’

Kami terdiam sejenak, seakan menghentikan angan yang sempat melayang. Saat sampai di depan sekolahku, ku tengok kanan dan kiri mencari Isna, dan ternyata ia belum datang.
‘’ cepat sana masuk, nanti telat’’
‘’ aku nunggu Isna ‘’
‘’ tunggu di dalam aja, cepat masuk’’
‘’ nggak lah, aku mau nunggu di sini aja’’
‘’ ya uda terserah kamu aja, aku ke sekolahku dulu ya, hati-hati kamu di sini’’
‘’ iya, kamu juga hati-hati ya’’

Aku duduk di depan gerbang sendirian, lalu ada temankku yang baru datang, dan aku mengajaknya nungguin Isna, aku telfon tak diangkat olehnya, aku sms tapi tak di balas. Sampai akhirnya gerbangpun ditutup, dan ada salah seorang temanku yang baru datang.
‘’ ngapain kalian berdua disini?’’ tanyanya kepadaku dan temanku
‘’ nunggu Isna, dia belum datang”
‘’lhoh, gerbangnya kok ditutup’’ katanya dengan kaget
‘’ ya uda, disini dulu nunggu Isna ‘’
Aku dan kedua temanku menunggu Isna, cukup lama kami menunggu dan akhirnya dia datang juga. Dia datang dengan senyum yang lebar tanpa merasa bersalah karena tela membuat kami menunggu. Saat kami akan masuk, pak satpam menghalangi kami, beliau tak mau membukakan pintu gerbang. Beliau menyuruh kami menunggu anak-anak yang lain, mungkin ada yang telat lagi. Dan ternyata benar, ada lebih banyak lagi yang telat. Setelah itu, kami harus berbaris dengan rapi, dan kamipun dimarahin oleh pak satpam, bahkan kami di video dan wajah kami di potret sama ketua osis. Wow, kayak teroris aja fikirku, setelah kenyang dengan omelannya pak satpam dan ketua osis, kami harus berlari keliling lapangan, padahal lagi ada pertandingan futsal. Sumpah, malu banget deh, diketawain dan dilihat sama anak satu sekolahan, rasanya pengen ku tutup mukaku pakai kantung kresek.
Tapi, aku akuin deh nggak nyesel hari ini telat dan nggak apa-apalah harus dapat omelan yang penting bisa bareng sama mas pacar. Heheehehe

Habis itu, aku dan Isna malah ketawa-ketawa sendiri, habis gokil banget deh kejadian ini, mungkin akan selalu teringat dan nggak terlupakan. Saat pulang sekolah Putra sudah sampai terlebih dulu menjemput Isna, dan kami menunggu Rama, sampai akhirnya Rama datang menjemputku. Kami pulang bareng lagi dan kali ini kami pulang melewati jalan yang sama. Rasanya hari ini nggak mau cepat-cepat berlalu, kapan lagi coba bisa kayak gini. Ada yang lucu sih dari hubungan aku dan Rama, lalu Isna dan Putra. Jika salah satu dari kami ada yang bertengkar pasti yang satunya juga bertengkar. Dan kalau lagi seneng dan bahagia-bahagianya, pasti yang satu juga lagi bahagia. Kalau lagi berantem sama pacar,malah aku dan Isna yang cuek-cuekan, diem-dieman,. Tapi kalau lagi baikan dan nggak ada masalah sama pacar, kita pasti ngobrol terus, becanda terus. Kalau di fikir-fikir emang lucu sih, sedih bareng seneng bareng.
Keanehan mulai aku rasakan saat bulan puasa, aku merasa sikap Rama berubah, aku merasa dia uda nggak perhatian lagi sama aku. Tapi, aku coba untuk hilangkan perasaan ini. Sebenarnya memang bulan puasa ini menyenangkan, aku dan Rama tak jarang sholat terawih bareng dan sholat shubuh di mushola bareng.

Suatu malam selepas sholat tarawih, Rama mendatangi aku di rumah, kebetulan saat itu kedua orang tuaku masih dimushola. Aku kurang mengerti tujuan dia rumahku itu apa, lalu Rama berkata padaku “ aku sungguh menyayangimu ‘’. Aku tersenyum mendengar ucapannya itu, belum sempat aku balas ucapannya itu, tiba-tiba ia memegang tanganku dan memasangkan sebuah cincin di jari manisku.
“ aku sungguh sayang kamu, jangan tinggalkan aku, dan ku mohon jaga cincin ini baik-baik “ ucap Rama dengan tatapan mata yang sendu
‘’ aku juga sayang kamu, kan ku jaga cincin ini seperti ku menjaga cinta ini “
Ia memeluk tubuhku, sungguh ku rasa begitu nyaman dan ku merasa bahwa ia benar-benar menyayangi aku. Selepas itu, ia segera pulang. Ku pandangi cincin itu, dan aku berfikir, apakah tak kan ada nantinya yang memisahkan aku dan dia?? Yah, semoga saja. Aku hanya menginginkan yang terbaik buat hubunganku dengan Rama ini.

Beberapa hari setelah itu dan pada saat makan sahur, tak ku sangka kalung yag diberikan oleh Rama putus, dan ku merasa perasaan ku tak menentu, ada kekhawatiran, ada ketakutan, ku bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi?? Lalu, ku coba mengatakan kepada Rama bahwa kalung pemberiannya itu putus.
‘’ kenapa, kalung itu bisa putus?’’ tanya Rama
‘’ aku tak tau, tiba-tiba putus begitu saja”
‘’ kamu sih nggak jaga baik-baik “
‘’ aku sudah jaga baik-baik kok ‘’
‘’ ya sudahlah, besok-besok aku belikan lagi “
Untung saja Rama tak marah padaku, tapi jika diingat-ingat barang-barangku dari Rama tak pernah ada yang tetap utuh atau bagus sampai sekarang ini. Mulai dari boneka yang ia berikan saat rekreasi waktu SMP dulu uda ada bagian yang sobek, gelang juga putus, lalu bingkai fotonya pecah , dan kalungpun putus. Aneh memang dan sempat terfikir dibenakku, apakah ini pertanda bahwa hubunganku dengan dia tak kan bertahan lama dan kami ditakdirkan tidak untuk bersama. Tapi, selalu ku coba singkirkan jauh-jauh fikiran buruk itu.

Malam itu, semakin ku rasakan ada yang aneh dari dia, lalu ku beranikan diri untuk menegurnya,
‘’ aku merasakan ada yang aneh dengan kamu akhir-akhir ini “
‘’ aneh bagaimana?”
‘’aku merasa perhatianmu berkurang, tak seperti dulu “
‘’ perhatianku terhadapmu tak pernah berkurang, mungkin hanya perasaanmu saja “
‘’ ini bukan sekedar perasaan semata, kamu benar-benar berubah, tak seperti dulu “
‘’ mungkin karenaku terlalu banyak tugas “
Dan akhirnya semua perkataanku itu menimbulkan pertengkaran di antara kami, aku marah padanya, dan mungkin ia juga marah padaku.
Keesokan harinya, aku tak memberi kabar padanya dan aku sangat berharap ia mengirimi aku pesan atau menelfonku seperti biasa. Tapi, dari pagi hingga malam tak satupun pesan ku terima darinya, semakin jengkel ku rasa, dan kemarahanku semakin besar padanya.

Hari berikutnya, tetap ku coba tuk tak menghubungi dia, aku ingin tau apakah dia akan menghubungi aku. Tapi, hingga siang hari, tak juga ia menghubungi aku, aku rasanya sudah tak tahan menahan emosiku. Lalu ku kirimi dia pesan
‘’ kok dari kemarin nggak ada kabar, lupa ya kalau punya pacar, atau uda nganggep kalau uda nggak punya pacar ?’’
‘’ ngomong apa’an sih, siapa yang lupa kalau uda punya pucar dan siapa juga yang uda nganggep kalau nggak punya pacar “
‘’ lha trus apa dong namanya, kalau dari kemarin seharian nggak hubungin aku dan sekarang ini aku kalau nggak ngirim pesan, pasti kamu juga nggak akan ngirimi aku pesan kan??”
‘’ aku Cuma sakit hati aja, karena kamu menganggap kalau aku uda nggak perhatian sama kamu “
‘’emang kenyataannya kayak gitu kok “

Dan pertengkaran kami malam itu pun berlanjut, dan karena aku sudah jengkel aku tak membalas pesan darinya. Lalu, entah kenapa rasanya saat itu aku ingin sekali membuka jejaring sosial (fb). Saat itu ku terima pesan, dan anehnya yang ngirim aku pesan adalah Rama, tpi, yang lebih anehnya di pesan itu ia bertanya
‘’ ini pacarnya Rama?”
‘’iya”
‘’ma’af, aku bukan Rama, kamu masih pacaran sama dia?’’
‘’iya, aku masih pacaran sama dia, ini siapa?’’
‘’beneran kamu masih pacaran sama dia?
‘’ beneran lah, kamu siapa sih sebenarnya kok pake fbnya Rama?’’
‘’tapi dia bilang ke aku kalau kalian uda putus !!’’
‘’uda, uda, hubungin aku di nomer ini ************ ‘’

Lalu aku kasih nomer hp aku ke dia, dan kemudian ada pesan dari anak itu.
‘’kak, beneran ya kamu masih pacaran sama Rama?’’
‘’beneran lah, walaupun sekarang aku lagi berantem sama dia, kami nggak putus kok dan nggak ada kata-kata putus tuh !!”
‘’ tapi, dia bilang ke aku kalau kalian uda putus !!’’
‘’ kapan dia bilang kayak gitu, dan kamu itu siapa?’’
‘’beberapa hari yang lalu, aku adik kelasnya kak!!’’
‘’nama kamu siapa, dan kenapa sebenarnya kamu nanya kayak gitu sama aku?’’
‘’ aku Febri, aku Cuma mau pastiin aja yang sebenarnya itu bagaimana “
‘’ sumpah ya, aku nggak ngerti maksud kamu itu apa’’
‘’ Rama uda bilang cinta ke aku, dan dia nembak aku kak!!’’

Membaca pesan itu rasanya aku ingin marah, nangis, perasaan ku nggak karu-karuan, tapi aku masih mencoba untuk tetap tenang.
‘’apa,? nggak mungkin “
‘’ beneran kak, ma’afin aku kalau memang aku merusak hubunganmu dengan Rama “
‘’ kalian uda pacaran?’’
‘’ aku bingung, dia tetap mau jadi pacar aku, aku uda coba nolak dan dia tetap ngotot mau jadi pacar aku kak !!
‘’ aku tanya, kalian uda pacaran apa belum? Nggak usah muter-muter kalau jawab !!’’
‘’ uda kak, tapi baru beberapa hari saja kok, kalau gitu aku akan mutusin dia kak !!’’

Beberapa saat kemudian
‘’ dia nggak mau putus dari aku kak “
‘’oh, gitu ya..!!’’
‘’ ma’afkan aku kak, aku nggak punya maksud ngrusak hubungan kalian !!’’
Dan febri mengirimkan sebuah pesan dari Rama ke aku yang isinya disitu Rama nggak mau putus dari Febri.

Lalu, aku mengirim pesan ke Rama, aku coba tetap tenangkan diri aku.
‘’oh ya,aku lupa nanya sama kamu. Kita putus kan?’’
‘’ terserah “
‘’ oke, kita resmi putus, akhirnya aku bisa bebas juga “
‘’ ini kan yang kamu mau, putus dari aku dan kamu bisa dengan cowo’ lain?’’
‘’kalau iya, emang kenapa, masalah buat kamu? Kamu aja bisa dengan cewe’ lain sebelum kita putus, masa’ aku nggak bisa dengan cowo’ lain, padahal kita uda resmi putus !!
‘’ terserah apa kata kamu aja “
‘’iya, satu pesenku buat kamu, urusin tuh selingkuhan kamu “
Dalam pesan itu, aku berlaga tenang dan santai menghadapi masalah ini, tapi sebenarnya hatiku ini hancur banget dengan semua kejadian ini, sakit banget rasanya, pengen nangis, pengen teriiak, pengen marah, tapi rasanya aku nggak tau bagaimana ngungkapin semua perasaan yang ada di hatiku ini. Tanggal 13 agustus 2012, aku dan Rama resmi putus dan hubungan sudah benar-benar berakhir, gara-gara perselingkuhannya dengan Febri, 7 bulan kurang 4 hari hubungan ini berjalan dengan sia-sia, sad ending.

Lalu, aku megirim pesan lagi kepada Febri.
‘’ aku uda putus sama Rama “
‘’ kok putus, ma’afin aku gara-gara aku kalian putus,”
‘’uda lah, nggak apa-apa “
‘’ kalian nggak usah putus ya, biar aku saja yang putus sama Rama, kalian uda saling mengenal lebih dulu,”
‘’ aku uda terlanjur putus sama Rama, dan mungkin emang uda takdirnya aku putus sama dia !!’’
‘’ ma’afkan aku ya !!’’
‘’ya, moga kalian langgeng!!”
‘’ amin kak, makasih do’anya, dan sekali lagi ma’afin aku “
Sumpah, aku nggak nyangka banget tuh anak bakalan bilang “amin” saat aku bilang “ semoga kalian langgeng”, muna banget tuh anak, awalnya bilang mau putus sama Rama, tpi akhirnya malah bilang amin. Rasanya pengen aku mencaci maki mereka semua, pengen aku pukulin sampe babak belur.
Sempat aku mengajak Febri bertemu dan ngomongin masalah ini baik-baik, tapi ia menghindar dan menolak, aku kurang tau alasan dia yang sebenarnya menghindar dari aku itu apa, dia Cuma bilang kalau dia lagi sibuk, tapi menurutku ia takut bertemu denganku, mungkin ia takut aku bakalan marahin dia, padahal ngga ada maksud ku buat marah atau maki-maki tuh anak, aku kan Cuma pengen tau lebih jelas dan ngomong secara tatap muka langsung kan lebih enak dari pada Cuma lewat handphone.

Keesokan harinya aku mengirim pesan ke Febri.
‘’ tolong jaga Rama, seperti aku menjaganya. Tolong sayangi dan cintai dia, seperti aku menyayangi dan mencintai dia, aku titip dia ke kamu, aku percayakan dia untuk kamu. Jangan buat dia terluka. Semoga kalian bahagia selalu “

Penuh dengan linangan air mata saat ku tulis dan ku kirim pesan tersebut, ada perasaan tak rela untuk melepas begitu saja semua yang telah terjadi selama ini. Tapi apalah daya, ini semua sebuah kenyataan yang harus aku hadapi, air mata ini semakin deras mengalir saat ku kumpulkan semua barang pemberianmnya. Firasatku ternyata benar, bahwa hubungan ini kan berakhir, dengan semua pertanda yang ada selama ini.
“ Ya Allah, sakit banget yang aku rasakan sekarang ini, sakit hati ini kembali lagi berpijak dalam diriku, dia yang telah ku percaya, dia yang telah beriku senyum, dia yang telah beriku mimpi, dia yang temani tawaku, dia yang hilangkan dukaku. Tapi, kini ia telah pergi tinggalkan aku untuk cinta yang baru, cinta yang baru saja ia kenal. Kenapa harus terjadi lagi, apa salahku, apa kurangku hingga dia sakiti aku seperti ini. Ya Allah, tak sanggup rasanya aku mengingat semua kenangan antara aku dan dia, itu terlalu menyakitkan. Ya Allah, jauhkan aku dari rasa benci, jauhkan aku dari dendam, berikan hambamu ini keikhlasan dan ketabahan dalam menerima serta menghadapi semua ini. Ku serahkan semua ini padamu ya allah, ku tahu ini semua rencanamu, ku tahu ini semua kehendakmu, engkau yang telah menyatukan kami, dan engkau pula yang pisahkan kami ya allah”
Sebait curahan hatiku itu ku panjatkan kepada Allah dengan semua sakit yang ku rasakan, dengan semua air mata yang mengalir. Tapi aku coba tersenyum, aku masih mencoba untuk tegar, karena ku percaya dan aku pasti bisa hadapi semua ini.

Beberapa saat kemudian, ku dengar handphone ku berdering, dan ku lihat ada satu pesan. Saat ku buka ternyata itu pesan dari Rama.
‘’ andaikan aku bisa memutar waktu kembali, pasti akan ku lakukan. Tapi itu sungguh mustahil, tak mungkin aku bisa memutar kembali waktu meski hanya satu detik saja. Karena kesalahanku itu, kau pergi tinggalkan aku. Kini kita tlah berjalan sendiri-sendiri, semoga kita bisa menjalani semua ini dengan baik.”
Sedikit senyum yang hanya bisa kuberikan setelah membaca pesan itu, aku mencoba tabah dan tetap tegar, aku tersenyum untuk menahan sakit yang ku rasakan.

Hari-hari ku kini memang sepi setelah ia tak ada lagi dalam kehidupanku ini, aku coba move on, move on dan move on. Ku coba cari kesenanganku tanpa dia, ku coba cari tawaku saat tak ada dia. Kini entah apa yang akan terjadi selanjutnya dengan perjalanan cinta ini, apakah suatu saat aku bisa benar-benar mema’afkan dia dan menghilangkan sakit ini karena dia. Dan mungkin kelak ku bisa temukan yang lebih dari dia, tak aku mengerti, karena semua itu menjadi rahasia Tuhan dan ku coba siap menerima semua yang telah di gariskan oehnya, karena jodoh, rezeki dan matiku hanya Allah yang tahu.

PROFIL PENULIS
Nama : rizky maulana
Alamat: jl.prima gg.mesjid
Sekolah: SMAk N 1 percut seituan
Add facebook:matondangrizky@yahoo.com
My blog :http://maulanarizkykerenrizky-wisataindah.blogspot.com/

Selasa, 08 Januari 2013

Kerinduan

gulungan ombak perlahan menghempas pantai..
sinar senja singgah menenangkan hati yang gundah..
perlahan bulir air mata berjatuhan..
oh betapa ku rindu..

nyanyian alam tak lagi ku dengarkan..
kicauan burung terasa menyedihkan..
nun jauh di sana terbayang wajahmu...
betapa ku rindu..

ketika malam menjelma..
ku terpaku sendiri..
merangkai puzzle akan wajahmu..
tertatih ku rangkai senyum di wajahmu..
oh betapa ku rindu pada mu..

Rabu, 14 November 2012

I LOVE YOU, GOODBYE I LOVE YOU, GOODBYE.cerpen-cinta-sedih-i-love-you-goodbye.h

ku memandangi foto tersebut beberapa saat. “Hanna, i’ll keep you on my mind... we will meet again someday. Goodbye...” Ucapku dengan memegang erat selembar foto di tangan kanan lalu menempalkannya di dada.

“Hanna!!” mimpi itu lagi! sudah beberapa kali aku bermimpi seperti itu.


“aku tidak tau mengenai Hanna semenjak kepindahannya. Lagipula, kenapa kau baru mencarinya sekarang? Terakhir kali aku bertemu Hanna 2 tahun yang lalu, ia bercerita kepadaku bahwa keluargamu tidak menyetujui hubungan kalian. Karena itu kah kau meninggalkan Hanna ke Paris ?” Celotehan Irina membuatku benar-benar merasa bersalah. Saat ini aku membutuhkan dukungan, bukan nasehat-nasehat yang memojokkan posisiku. Pergi ke Paris juga bukanlah keinginanku. Tetapi, jika aku tidak melakukannya aku akan lebih melukai Hanna.

“Irina, aku datang kepadamu untuk menanyakan keberadaan Hanna, bukan untuk mendengarkan ocehanmu! Kau tidak tau apa pun mengenai aku, jadi jangan pernah berkata seolah-olah aku yang paling bersalah dalam hal ini!” bentakku padanya. Irina menghampiriku, kemudian aku merasa cairan bening mengalir dari atas membasahi kepalaku. Wanita itu menyiramku dengan segelas air putih! “apa-apaan kau Irina?!”

Ia tersenyum sinis. Matanya menatapku tajam penuh rasa kebencian. “kenapa kau hanya mencintainya Evan?! Aku menyukaimu lebih dari Hanna!! Kalau wanita yang kau puja-puja itu memang mencintaimu, mengapa dia pergi?! Mengapa dia tidak tetap diam menunggmu seperti yang aku lakukan selama ini?! Aku bisa memberikanmu kasih sayang yang tidak pernah Hanna berikan kepadamu Evan!” ucapan Irina membuatku bergidik. Wanita itu sungguh menakutkan. Ia terlalu terobsesi terhadapku yang tidak pernah menyukainya sedikitpun. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil langkah seribu meninggalkan rumahnya.

Tampaknya datang pada Irina adalah keputusan yang salah. Tapi hanya dia satu-satunya yang tersisa. Semua orang yang dekat atau pernah dekat dengan Hanna sudah aku kunjungi rumahnya satu per satu, namun mereka juga tidak mengetahui keberadaan wanita yang sangat ku cintai itu.

Aku mulai putus asa. Aku tidak tau lagi harus berbuat apa dan pergi kemana untuk mencarinya. Akhirnya aku memutuskan untuk menenangkan diri ke tempat aku dan Hanna biasa berkunjung. Duduk di tepi pantai dan menatap lautan luas adalah kegemaran kami. Namun rasanya kini tidak sama seperti dulu. Sekarang Hanna tidak ada di sampingku, ia pergi entah kemana tanpa meninggalkan jejak.

Langit biru yang cerah mulai berubah warna menjadi oranye kekuningan. Tidak terasa aku sudah berjam-jam duduk di tepi pantai ini. Aku seperti orang bodoh. Menunggu dan berharap Hanna akan datang dan tersenyum kepadaku. Hanna, aku harus menjelaskan padamu alasan aku meninggalkanmu dan memintamu untuk menunggu tanpa waktu yang jelas, tapi di mana dirimu saat ini?

Ckrek!

Tiba-tiba saja aku melihat kilatan lampu flash. Tampaknya seseorang telah mengambil fotoku dari belakang tanpa sepengetahuanku. Aku membelokkan badanku dan ternyata dugaanku benar! “apa yang kau lakukan?! Aku tidak suka seseorang memotretku tanpa izin!” wanita itu tidak memedulikanku dan masih menatapi kamera DSLR-nya.

“ah, oh, maaf, aku tidak sengaja memotretmu. Hanya saja kau terlihat begitu menyatu dengan objek sekitar. Kalau kau keberatan kau boleh menghapusnya.” Ia perlahan menghampiriku. Ia menyodorkan kameranya ke arahku. “ini, hapuslah sendiri fotomu.” Ujarnya.

Entah perasaan apa yang menghinggapiku. Aku tidak suka seseorang mengambil fotoku tanpa izin terlebih dengan orang yang tidak ku kenal. Tetapi kali ini berbeda. Aku ingin mengambil kamera itu dan menghapusnya tapi aku tidak bisa. Hatiku berkata untuk tidak menghapusnya. “tidak perlu. Kau bisa menyimpannya.” Kataku berusaha bersikap acuh.

“sungguh?! Terimakasih! Oya, siapa namamu?” wanita itu tersenyum riang.

Tanpa sadar aku bersama dengannya sepanjang sore. Kami berbincang-berbincang tentang banyak hal hingga larut. Dan selama itu aku tidak memikirkan Hanna. Kehadiran wanita bernama Kelly yang mempunyai hobby fotografi itu telah membuatku merasa semakin bersalah terhadap Hanna. Bisa-bisanya aku bersama wanita lain dan melupakannya. Aku tidak tau, sungguh... semua mengalir begitu saja. Hanna, aku harap kau tidak marah padaku jika kau mengetahui ini. Aku hanya mencintaimu seorang.



“jadi kau pergi meninggalkannya karena terpaksa? Kalau kau tetap bersama dengannya apa yang akan terjadi?” baru 2 hari aku mengenal wanita ini, tapi aku merasa sangat dekat dengan dirinya. Kelly adalah tipe yang periang. Setiap aku menatap matanya yang berkilat-kilat, aku merasa ia memberikan aku semangat untuk tetap menjalani hidup walau perih.

“jika aku tetap bersamanya... ibu ku akan melukainya dengan cara memperkenalkan Hanna dengan Christie.” Aku tak mampu meneruskan ceritaku. Aku tertunduk berusaha tegar. Namun beberapa saat terdiam aku kembali mengangkat kepalaku yang terasa berat dan menatap Kelly untuk melanjutkan ceritaku. “Christie adalah wanita asal Paris yang di jodohkan denganku. Semua itu adalah ulah ibu ku, maksudku ibu tiriku. Ia ingin menyingkirkan aku dari rumah dan menguasai harta almarhum Papaku. 3 tahun aku menetap disana sampai pada saat acara pertunanganku dan Christie diselenggarakan, tiba-tiba ibu tiriku mengalami serangan jantung dan ia meninggal di tempat. Aku berfikir bahwa ini adalah kesempatan bagiku untuk kembali ke Indonesia dan menemui Hanna. Tapi aku masih belum dapat bertemu dengannya. Aku takut sesuatu terjadi kepadanya.”

Wanita itu memegang bahuku dengan kedua tangannya. Ia menarikku ke dalam pelukannya. “kau laki-laki yang sangat baik Evan. Mendengar ceritamu aku jadi merasa iri terhadap Hanna. Ia beruntung sekali mendapati dirimu. Aku akan membantu mencarinya.”

“terimakasih Kelly.” Ucapku pelan karena sedikit terkejut.

“sebaiknya kita pulang sekarang, langit sudah gelap. Bye Evan.” Lagi –lagi gadis itu memamerkan senyum lebarnya yang indah. Aku seperti terhipnotis olehnya. Aku tidak boleh begini. Aku harus sadar dan memikirkan Hanna.

Langkah kakiknya semakin menjauh, sosoknya pun samar-samar tak terlihat lagi oleh kedua mataku yang mempunyai minus 2. Kini hanya aku yang berada di tepi pantai ini. Ketika aku bersiap pergi dari sana tiba-tiba terdengar suara seperti bisikan angin:

“Evan, selamat tinggal... aku harap kau bahagia bersama dengannya. Terimakasih untuk semua cinta yang pernah kau berikan.”

Suara itu lembut dan sangat pelan. Tetapi aku masih bisa mendengarnya dengan jelas. Aku rasa ini hanya halusinasiku saja karena belakangan ini aku selalu berkunjung ke tempat aku dan Hanna biasa bersama. Aku begitu rindu terhadapnya sehingga aku sampai mendengar suara-suara aneh di telingaku.

Jam menunjukkan angka 8 dan aku langsung melesat ke parkiran mobil dan menginjak gas untuk pergi dari tempat itu. Di tengah perjalanan aku teringat kembali akan semacam suara atau bisikan di telingaku tadi saat di pantai. Hanna, dimana dirimu? Aku rasa aku sedang frustasi sampai-sampai mengira suara itu adalah suaramu.

Ciiiittttttt...

Hampir saja aku menabrak wanita tersebut! Untunglah aku segera menginjak pedal rem. Ketidakkonsentrasianku ini cukup untuk menyeretku ke penjara. Aku melepas seat belt dan berniat menghampirinya. Tetapi ketika aku keluar mobil aku tidak melihat siapapun. Kemana wanita itu pergi? Tanyaku dalam hati penasaran.
 
“Hei! Evan! Apa yang kau lakukan di jalanan sepi seperti ini?” seruan itu.. aku rasa aku mengenal suara itu.
 
“K- Kelly?” kataku sedikit gugup tak percaya. Suatu kebetulan yang luar biasa menurutku.
Selangkah, dua langah, tiga langakah ia berjalan mendekatiku. Sekarang ia tepat di depan wajahku. Kelly terdiam tertunduk menatap aspal jalanan beberapa saat, lalu kemudian dengan secepat kilat ia merangkulku, ia merangkulku dengan erat seperti orang yang sudah sangat lama tidak bertemu dan meluapkan kerinduannya yang membuncah. Dan pelukannya kali ini berbeda jauh dengan yang sebelumnya.

“h-hei, Kelly, ada apa denganmu?” tanyaku agak terbata-bata karena kelakuan wanita satu ini. Entah mengapa aku merasa gugup, aku tidak nyaman ia memelukku. Aku merasakan hal yang aneh dan di lain sisi aku juga tidak enak dengan Hanna.

“jangan merasa tidak enak. Aku hanya ingin memelukmu sebentar saja Evan.” Nadanya begitu lembut dan membuat aku luluh. Aku membalas pelukan Kelly dan membiarkan ia juga memelukku.


“Evan, kemana lagi kita harus mencari Hanna? Kita sudah mengunjungi rumah tempat ia tinggal dulu dan menanyakan kepada tetangga sekitar namun tidak ada yang tahu dimana keberadaan ia atau keluarganya saat ini.” aku mendengar suara Kelly yang sedang menyetir mobil. Aku tau ia bertanya padaku. Tetapi aku tidak menjawabnya. Aku diam membisu karena aku masih teringat akan kejadian semalam. Entahlah, tetapi dari nada bicara Kelly ia seperti tidak pernah melakukan hal itu.

“Aku tau Evan, kau ingin pergi ke pantai itu lagi dan menghabiskan waktu disana saja, bukan? Baiklah, aku akan menemanimu.” Ujarnya.

Sesampainya kami disana, seperti hari-hari yang lalu aku dan Kelly duduk di atas pasir putih tepi pantai tersebut dan memandangi lautan biru luas yang indah serta gumpalan awan cerah yang berbentuk seperti gulali.

“Hanna, ah maksudku Kelly... boleh aku tau dimana kau kemarin jam 8 malam?” senatural mungkin aku bertanya pada Kelly agar ia tidak curiga. Entah mengapa aku ingin menanyakan hal ini.

“ah, jam 8 kalau tidak salah aku menelfonmu tetapi handphone-mu sepertinya tidak aktif. Memangnya ada apa Evan?” wanita itu menjawab pertanyaanku sambil memotret objek-objek di sekitarnya.

Apa?! Lalu siapa yang memelukku kemarin malam?! “t-tidak, tidak ada apa-apa.” ucapku berharap Kelly tidak menyadari keterkejutanku.

Ia berdiri dan menghempaskan pasir dari celana panjang. “Evan, tolong pegang dulu kameraku, aku mau ke kamar kecil.”

“baiklah.” Kataku sekenannya.

Melihat kamera itu hatiku seperti tertarik untuk melihat foto-foto yang ada di dalamnya. Aku mulai menelusuri satu persatu foto demi foto yang diambil oleh Kelly. Dia memang wanita yang berbakat. Semua hasil potretannya bagiku begitu memukau.

“hei, kau sedang apa? melihat-lihat foto ya?” sahut seseorang yang sudah pasti Kelly. Rupanya ia kembali dalam waktu yang sangat singkat, padahal aku belum menemukan fotoku karena terlalu banyak tertimpa oleh foto lainnya.

Aku mengulurkan kamera itu padanya. “ya, hanya sekedar melihat-lihat. Kau memang fotografer yang handal menurutku.”
 
“haha Evan kau pandai sekali memuji. Tapi aku masih amatir dan harus banyak belajar lagi.” Ia tertawa lepas dan tersenyum lalu kembali mengambil gambar di sekitarnya.

“Evan, bagaimana kalau kita foto bersama? Kau mau tidak?” tanya gadis itu dengan mimik yang berharap aku akan mengiyakannya.

“baiklah, terserah kau saja.”

Ckrek!

“waaah Evan, lihat!” Kelly menunjukan hasil foto di layar LCD kamera itu kepadaku. Ia mengarahkan jari telunjuknya ke wajahku. “kau tampan sekali, kalau teman-temanku melihatnya mereka pasti akan berebutan untuk berkenalan denganmu haha.”

“sepertinya virusku tertular. Sekarang kau jadi pandai memuji Kelly.” Sindirku diiringi sedikit gelak tawa.

“mungkin saja haha.” Wanita itu tertawa renyah sampai matanya benar-benar menyipit.

Bersama dengannya aku merasa hal yang berbeda. Apa ini adalah rencana Tuhan untukku? Apa aku harus melupakan Hanna dan memulai kehidupan yang baru dengan orang yang baru juga? Entahlah, sempat terlintas difikiranku seperti itu tetapi aku belum berani mengambil tindakan nyata. Aku takut keputusan yang ku pilih malah akan memperburuk keadaan.

Bagaimana jika ketika aku sudah memilih Kelly, tiba-tiba Hanna muncul dan kembali? Aku tidak tau harus menjelaskan padanya mulai dari mana. Aku tidak ingin melukai hatinya lagi.

“Evan, aku akan bahagia jika kau bersama Kelly. Dia wanita yang baik. Kau tidak perlu ragu.”

Suara bisikan itu lagi! “Kelly, kau dengar suara itu?” tanyaku padanya seperti orang paranoid.

“suara apa Evan? Aku tidak mendengar apa pun, dan tidak ada suara lain selain desiran ombak di sini.”

“sudahlah, lupakan saja.” Ini membuatku gila. Suara itu kembali muncul dan membuat bulu kudukku berdiri. Apa maksud semua ini??


Nada dering handphoneku berbunyi cukup keras dan berhasil membangunkanku yang masih terlelap. Aku menekan tombol ‘jawab’ tanpa melihat siapa yang menelfon karena mataku menempel dan aku kesulitan membukanya.

“hallo..” sapaku dengan suara berat dan sedikit serak khas orang bangun tidur.

“astaga Evan, kau baru bangun tidur? Ini sudah jam 8, kau tau?!” omelan dengan intonasi yang cukup tinggi serta suara yang agak cempreng ini tidak salah lagi adalah milik Kelly.

“ah Kelly, berhenti mengomel. Telingaku sakit, kau tau? Ada apa menelfon pagi-pagi? Tidak biasanya kau begini.” Akhirnya setelah usaha yang cukup keras mataku bisa terbuka dan aku langsung melangkah ke kamar mandi untuk mencuci muka sambil masih menempelkan benda kecil itu di telingaku.

“aku sedang di tempat cetak foto. Aku ingin mencuci fotomu yang pertama kali aku ambil dan foto kita kemarin.” Ucapnya terkekeh. “setelah selesai aku akan kerumahmu untuk memberikannya. Jadi aku harap kau segera mandi karena aku tidak mau kebauan ketika berada didekatmu nanti haha.”

“ok ok, baiklah. Aku tunggu.”


“Evan, Kelly is here.” Aunty Clarice memasuki kamarku, ia adalah wanita asal Australia, ia juga istri dari kakakku satu-satunya yaitu James. Tetapi berhubung kakakku sedang mengurus cabang perusahaan keluarga di Jerman, ia meninggalkan istrinya dirumah bersama denganku dan sekaligus untuk menemaniku.

Ia berjalan ke arahku yang sedang duduk di atas kasur sambil membaca buku. “i’m happy you already moved on from Hanna.”

“i’ve never tried to do that Aunty. Hanna will always be in my mind.” Ujarku menutup buku itu lalu turun ke lantai bawah untuk menemui Kelly.

“Don’t deny Evan. Don’t ignore your heart cause your mind won’t be able to feel it.” Seru Aunty Clarice.

Perkataan Aunty-ku memang benar. Tetapi saat ini aku belum tau apa yang aku rasakan dan apa yang harus kulakukan serta kuputuskan.

“hei Kelly, sudah lama menunggu?” sahutku dari lantas atas lalu menuruni anak tangga satu persatu.

“oh h-hai Evan, tidak juga.” Suara Kelly terdengar gugup dan aneh. Seperti ada seseuatu yang ia sembunyikan dariku.

Aku baru ingat bahwa ia kemari karena ingin memberikan hasil fotonya. Aku pun menagih janji itu. “oya, boleh aku lihat foto yang sudah kau cetak? Pasti hasilnya sangat bagus.” Ucapku dengan menorehkan senyum kepadanya.

“ah i-itu.. iya hampir saja aku lupa.” Kelly langsung merogoh-rogoh ke dalam tas warna coklatnya mencari benda tersebut, tetapi tampaknya foto itu tidak ada. “mmm.. maaf Evan, aku rasa aku meninggalkannya di tempat cuci foto tadi. Aku akan mengambilnya dan segera kembali.” Aku bisa melihat dari bahasa tubuh Kelly yang canggung dan bersikap tidak seperti biasanya. Aku tau ada sesuatu yang terjadi dan ia tidak ingin aku mengetahuinya.

“tidak perlu Kelly!” pekikku cukup keras karena wanita itu sudah berada di ambang pintu dan bersiap pergi. “sini, duduklah dulu.” Kataku sambil menepuk-nepuk sofa.

Ia berjalan kaku menghampiriku dan duduk di sampingku. Aku memperhatikan air mukanya yang gusar dan agak pucat. “Kelly, tatap aku!” perintahku. Dengan terpaksa ia memutar kepalanya 90© dan berusaha memandangku. “Ada apa sebenarnya? Apa yang kau sembunyikan dariku?” tanyaku mendalam.

Gadis itu mengalihkan tatapannya dan tertunduk. Aku bisa mendengar dengan jelas bahwa ia sekarang tengah menangis sesenggukan. “aku berbohong Evan. Ambilah di dalam tasku dan lihatlah sendiri.”

Aku mengikuti perkataannya. Tapi untuk apa Kelly berbohong? Ini hanyalah foto. Batinku terus bertanya seperti itu sampai akhirnya aku mendapatkan benda yang kucari.

Terdapat 2 lembar foto dan foto yang pertama kulihat adalah foto aku dan Kelly saat di pantai kemarin. Kelly terlihat cantik dan begitu ceria di foto tersebut. Hal apa yang harus ia khawatirkan sampai-sampai ia berbohong padaku? Aneh sekali pikirku.

Foto selanjutnya... mungkin ini adalah alasan Kelly bersikap begitu. Aku tidak percaya melihatnya. Aku benar-benar shock. Jantungku berhenti berdetak dan seluruh syarafku mati selama beberapa saat. Aku tidak tau apakah ini editan semata atau foto asli sungguhan.

“Kelly, tolong jelaskan padaku. Kau yang mengedit fotoku, iya kan Kelly?!” aku menaikkan nada bicaraku terhadapnya karena foto ini memang sulit dipercaya.

“tidak Evan. Aku tidak mengeditnya. Aku juga tidak tau kenapa hasilnya bisa seperti itu.” suara parau dan tangisnya yang tak henti membuatku merasa bersalah. Aku telah menuduhnya melakukan itu. Aku telah bersikap kelewatan kepada wanita ini.

Aku memeluknya dalam sekejap. Aku tak mengerti mengapa aku bertindak seperti ini. Mungkin perkataan Aunty Clarice benar. Aku tidak boleh menyangkalnya. Aku tidak boleh mengabaikan hatiku karena pikiranku tak akan mampu merasakan kebenaran yang dirasakan oleh hatiku.

“maafkan aku Kelly. Aku tidak bermaksud menuduhmu. Aku... aku hanya... ini sulit sekali dipercaya. Tapi aku harus mengatakan ini padamu.” Aku melepaskan pelukanku perlahan lalu menggengam tangannya dan memandang matanya lekat-lekat. “aku menyukaimu Kelly. Sungguh. Ini nyata perasaanku yang sebenarnya. Kau pasti meragukannya, tapi aku mohon kali ini percayalah. Sejak pertama berkenalan denganmu aku mulai merasa bayangan Hanna memudar dan perlahan kau menggantikan posisinya dihatiku. Senyumanmu memberikanku semangat. Tawamu telah merubah aku yang dulu selalu menyalahkan diri sendiri karena meninggalkan Hanna. Aku jujur dengan ucapanku Kelly.”

Ia berhenti menangis dan menatapku. Tatapan matanya tampak sedang mencari-cari kejujuran didalam mataku. Tiba-tiba saja wanita itu merangkulku erat sekali.

“akhirnya kau bisa mencintai orang lain. Aku sangat bahagia Evan. Maaf aku menggunakan tubuh Kelly untuk berbicara denganmu. Kau begitu serasi dengannya. Satu saja permintaanku Evan, aku ingin kau dan Kelly datang ke tempatku.” Suara itu! Aku ingat sekarang. Ini adalah suara Hanna!

“tidak, Hanna, jangan pergi!” aku semakin mempererat pelukanku.

“Evan, aku tidak punya banyak waktu. Aku harus pergi setelah aku dapat berbicara denganmu. Terimakasih untuk semua cinta yang pernah kau berikan. Kau adalah pria yang istimewa bagiku.” Aku meneteskan air mata mendengar perkataan Hanna. Bagaimana bisa ia meninggal? Apa yang telah terjadi?

“tunggu! Hanna, apa yang telah terjadi padamu?” dengan cepat aku melepaskan dekapanku dari tubuh Kelly yang berisikan roh Hanna.

“a-aku... meminta keluargaku untuk pindah kuliah ke Bali. Aku berharap bisa melupakanmu di sana. Tetapi aku salah, aku justru semakin merindukanmu yang tak kunjung datang. Nilaiku juga menurun drastis, dan aku tidak ada orang yang mau dekat denganku karena mereka berfikir aku wanita yang aneh dan selalu menyendiri. Mereka menjauhi aku dan memandangku sinis. Karena aku tidak tahan akan cobaan ini, akhirnya aku menjatuhkan diri dari lantai 5 gedung asramaku. Evan, aku malu sebenarnya menceritakannya padamu. Aku wanita yang lemah, tapi kau harus tau. Aku tidak ingin membuatmu terus bertanya-tanya dan mencari aku yang bahkan sudah tiada.” Kelly, melalui dirimu aku dapat melihat tatapan sedih Hanna. Aku bisa merasakannya.

“Hanna, kemana aku harus pergi?” tanyaku polos.

“aku akan menyampaikannya pada Kelly. Aku harus pergi Evan. I love you, goobye...” setelah mengucapkan kalimat terakhirnya tubuh Kelly kemudian terkulai lemas, pingsan di atas sofa.


Jumat, 11 November 2011 - Denpasar, Bali

Aku dan Kelly saat ini berada di tempat, di mana Hanna dimakamkan. Ternyata setelah meninggalnya Hanna, orangtuanya kembali ke kampung halamannya di Manado. Aku tak dapat bersua. Aku masih belum menyangka nisan di hadapanku ini benar-benar miliknya. Meskipun tertulis jelas dan lengkap nama “Hanna Isabel Maria” namun di dalam hatiku, aku berharap ini adalah Hanna Isabel Maria yang lain, bukan Hanna yang ku cintai.

“Evan, cepat letakkan bunga melati putih itu. Hanna pasti sudah menunggu momen ini. Aku yakin dia bahagia di atas sana.”ujar Kelly yang berdiri di sampingku yang sudah lebih dahulu menaruh bunga di atas makam Hanna.

Tanganku gemetar ketika akan menaruh bunga tersebut. Aku seakan tak mampu menghadapi kenyataan ini. Tetapi Kelly menggengam tanganku. Ia membantuku dengan senyum ikhlasnya. Tak terlihat sama sekali kecemburuan di wajahnya walau ia tau masih ada sebagian dari Hanna yang tertinggal di dalam diriku.

Aku mengeluarkan selembar foto dari dompetku dan menaruhnya di dekat bunga melati putih itu. Ya, foto yang ku taruh adalah hasil jepretan Kelly yang membuatku tersentak kaget. Foto itu adalah fotoku saat pertama kali aku dan Kelly bertemu. Ia memotretku dari belakang, dan ternyata terdapat sosok bayangan Hanna yang cukup jelas di dalam foto tersebut setelah dicetak. Ia terlihat sedang duduk di sampingku, dan yang membuatku lebih terkejut yaitu ia tampak seperti mencium pipiku. Saat pertama kali melihatnya aku meneteskan air mata karena begitu tak percaya. Namun, biar bagaimanapun itu adalah kenyataannya.

“Kelly, tetaplah bersamaku dan jangan pernah meninggalkan aku. Karena apa pun yang terjadi aku tidak akan pergi darimu.” aku memeluknya dengan erat. Aku tidak akan lagi menyia-nyiakan wanita yang berharga dalam hidupku. Cukup sekali aku berbuat kesalahan dan tak akan aku mengulanginya.

“Evan, thank you for loving me.” Bisiknya di telingaku.

Hanna, you never really left. I’ll always remember you. I can’t forget you or erase you from my heart. I’m able to get my happiness with Kelly, and i hope you’re smiling seeing us from up there.


I will watch you through these nights..
Rest your head and go to sleep..
This is not our farewell..
(Within Temptation – Our Farewell)


DE END

Jumat, 09 November 2012

sumpah pemuda

Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan. Oleh karena itu sudah seharusnya segenap rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari lahirnya bangsa Indonesia. Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini merupakan buah dari perjuangan rakyat yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan tekad demi mengangkat harkat dan martabat hidup orang Indonesia asli, tekad inilah yang menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945.

Rumusan Kongres

Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. [1] Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.[2]

Isi

Sumpah Pemuda versi orisinal[3]:
Pertama
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoewa
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Kongres Pemuda Indonesia

Panitia Kongres

Dalam upaya mempersatu wadah organisasi pemuda dalam satu wadah telah dimulai sejak Kongres Pemuda Pertama 1926. Oleh sebab itu, tanggal 20 Februari 1927 telah diadakan pertemuan, namun pertemuan ini belum mencapai hasil yang final.
Kemudian pada 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi, dan dilanjutkan pada 12 Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini dihadiri semua organisasi pemuda dan diputuskan untuk mengadakan Kongres pada bulan Oktober 1928, dengan susunan panitia dengan setiap jabatan dibagi kepada satu organisasi pemuda (tidak ada organisasi yang rangkap jabatan) sebagai berikut:

Kongres Pemuda Indonesia Kedua

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu "Indonesia Raya" karya Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola saja tanpa syair, atas saran Sugondo kepada Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia.

Peserta

Para peserta Kongres Pemuda II ini berasal dari berbagai wakil organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll. Di antara mereka hadir pula beberapa orang pemuda Tionghoa sebagai pengamat, yaitu Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok dan Tjio Djien Kwie namun sampai saat ini tidak diketahui latar belakang organisasi yang mengutus mereka. Sementara Kwee Thiam Hiong hadir sebagai seorang wakil dari Jong Sumatranen Bond. Diprakarsai oleh AR Baswedan pemuda keturunan arab di Indonesia mengadakan kongres di Semarang dan mengumandangkan Sumpah Pemuda Keturunan Arab.

Gedung

Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong [4].
Gedung Kramat 106 sempat dipugar Pemda DKI Jakarta 3 April-20 Mei 1973 dan diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda. Gedung ini kembali diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 Mei 1974. Dalam perjalanan sejarah, Gedung Sumpah Pemuda pernah dikelola Pemda DKI Jakarta, dan saat ini dikelola Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.[5]